senada cinta (chapter 5)

“bundaaaaaaaaaaaaaaaaa…….!!!bundaaaaaaa……!!”,teriakan melengking dan panjang, khas gadis kecil membahana seantero rumah, saat matahari belum sempurna memamerkan keindahannya

Zaskia membuka sebelah matanya, menyadari benar, suara menganggu itu milik permata hati satu2nya, Ajma. Namun, kantuk yg belum sempurna tertuntaskan membawa Zaskia kembali ke alam mimpi…

“Bundaaaaa!!!Banguuuunnnn!!Banguuuunn!!Bangguuunnn!!!”, kini suara itu mendesak dan ga lama berubah menjadi rengekan, “Bundaaaa, banguunnn, huhuhu….banguuunnn…”

Tersenyum Zaskia, meski kedua matanya masih rapat terkatup.”Mmmppphhh…iya sayaaang, bunda lg pgn males2an niyy, khan libuuurrr.kenapa siy sayaang?Ajma mau apa?”

“Bundaaa, banguun duluu, liat niyy Ajma udah cantik, mau ajak Bunda jalan2”

“Ha?”, kini Zaskia benar2 bangun, terduduk, dan baru menyadari, ia tertidur dengan mukena dan sarungnya, ah, rupanya ia tertidur sehabis Shalat Subuh tadi. “Jalan2????”, kemana sayaang?”

“kemana aja”, sahut Ajma kenes. “ke rumah Opa Bule boleh”, Jawab Ajma lagi, kali ini dengan senyum lebar

“Opa Bule?”, Ah, hampir Zaskia lupa,  itu sebutan Ajma utk Mr Matthew, bosnya.”Lho, koq bisa tau kt mau ke Opa bule, pumpkin? khan bunda blom cerita”

“hehehehe…tadi hp bunda bunyi dari opa bule, Ajma angkat, kt opa bule, cepet bangunin bunda, trus ke rumah opa bule, oma bule juga ngomong, trus Ajma udah dibeliin boneka sama gula2 bulet yg besar, warnanya pink. ya udah, Ajma bilang, oke”, jelas Ajma panjang lebar

“Yaaa ampuun, Ajma…koq udah oke aja, blom tanya bunda?trus kt naek apa kesana?”

“mobil yangti aja”, sahut Ajma dgn entengnya mengusulkan mobil mama Zaskia, eyang putrinya

“hmmm, udah tanya yangti blom?nanti klo mobilnya dipake, gmn?”

“Aku udah tanya yangti, boleh katanya”, jawab Ajma tenang

“hahahhaha…iya deh, bunda nyerah, anak bunda mau jadi apa siy?pinter amat ngatur2 bundanya xixixixixi”

“mau jadi bos!”, sahut Ajma sambil melompat2

“hahahhahaha…aamiin…bos yg shalihah yaa. yaudah, bunda mandi, dhuha, trus kita brangkat yah. ntar kt mampir ke Margo, beli kue utk opa n oma bule, setuju bos kecil???”

“setujuuu bunda bos…xixixixixi”, kini yg terlihat hanya kuncir kudanya yg menari2, Ajma sudah menghilang dibalik rumah2an bonekanya

Zaskia tersenyum lebar. Makin hari  ia selalu dibuat terpana, gadis kecilnya sudah mulai besar, sudah punya cita2, sudah pinter ngatur bundanya, “gawat, pikir Zaskia, bisa kalah set lama2 bundanya hehehhe”.

mesin mobil mungil itu mengaum pelan,  membawa 2 penumpangnya melintasi Jalan Margonda, menuju mall terbesar di kota itu,  seperti niat mereka, mencari buah tangan utk pasangan yang akan mereka kunjungi

Ajma ga henti2 berceloteh, sementara Zaskia mengangguk2 senada ocehan putri kecilnya sambil melantun zikir paginya dalam hati.

sepagi itu mall sudah padat pengunjung. Dua perempuan cantik, bergandengan tangan menuju counter donat tepat di kanan atrium mal itu, dimana sedang berlangsung pameran mainan merk ternama, lengkap dengan acara panggung boneka, sehingga panggung dipadati anak2 kecil dengan celotehan2nya. ribut sekali

“Ajma, abis beli donat langsung pergi ya sayang, biar ga kesiangan, khan Ajma mau brenang di rumah oma bule”, bisik Zaskia ke telinga mungil Ajma

“mmmm….liat boneka, boleh?” Ajma menjawab dgn muka memelas, sejak masuk mal, matanya ga lepas dari panggung boneka itu

“boleh, tp Ajma ga bs brenang klo udah siang. terserah, it’s ur choice”.

“mmm, iya deh, Ajma mau brenang”, putus Ajma, meski wajahnya berubah masam, “ga bs dua2nya ya bunda?”

“sorry hunny, next time aja liat bonekanya, ya,”kata Zaskia lembut sambil mencium kedua pipi gadis kecilnya

sedetik, Zaskia sibuk memilih donat dan membayar di kasir, seperti pesannya, Ajma mengikuti Zaskia dari belakang, meski kepalanya terus menengok ke arah panggung

“ok, Ajma, yuk pergi”, tanpa menoleh, Zaskia menggapai ke sampingnya, tempat Ajma sedari tadi mengekori.

namun, tangannya menggapai udara

panik, Zaskia menoleh. tidak nampak Ajma dan kuncirnya. “Masya ALLAH, Ajmaaaa…”, Ya Robbiy, anakku….kemana anakku?Ajma, sayaaang…ajma,” seru Zaskia sambil menoleh dan berlari kesana kemari

panik. ga biasanya Ajma pergi dan tidak patuh pada bundanya. “Astagfirullah, apa ajma di…culik?Duh, Robbiy, ampuni kelalaianku…duh, kenapa ga ada dimana2?”

“ah, panggung boneka, apa Ajma tertarik kesana?”, Zaskia teringat percakapan mrk td. Tergesa Zaskia melangkahkan kakinya ke Atrium, ditengah2 mal, dimana masih berdesakan anak2 dan orgtuanya menonton panggung boneka

“duh, bagaimana bs menemukan Ajma, penuh begini?”, panik Zaskia. ia habiskan 10 menit mengubek2 kerumunan, mencari2 wajah mungil gadis kecilnya. tak ada. sejenak matanya tertuju pada laki2 berseragam biru, “security”, desisnya

“Pak, bs tolong saya?anak saya hilang”, jelas Zaskia panik

“Maaf bu, hilang dimana?bagaimana ciri2nya?tenang ya bu”, kata pak security yang di dadanya berlabel nama, Abdi, sambil membimbing Zaskia ke meja resepsionis

“td dibelakang saya waktu beli donat pak, anak saya perempuan, namanya Ajma, pake baju pink lengan pendek dan rok jeans, ohya, pake legging  pink. Aduh, tolong saya pak”, seru Zaskia hampir menangis

“tenang bu, saya informasikan ke semua personel kami, sementara ibu bicara dengan mbak ini, nanti di infokan melalui pengeras suara,” sahut Pak Abdi sambil bicara dgn walkie-talkienya

tak lama, berkumandang seantero mal,  telah terlepas dari pengawasan orangtuanya, gadis kecil bernama Ajma dengan ciri2nya

Zaskia mondar-mandir tak sabar di depan meja resepsionis sambil mulut tak henti komat-kamit, “Robbishrohli sodri wayasirli amri…Robbishrohli sodri, Yaa Robb, permudah urusanku, temukan Ajma, temukan gadis kecilku, Robb…tolong hamba”, butiran bening mengalir di sela matanya, tak terbayangkan kehilangan gadis kecil mata hatinya

15 menit berlalu…belum ada berita apapun, sementara acara panggung boneka sudah berganti dengan performance seorang gadis kecil dengan suara bening, menyanyikan lagu anak2, pengunjung makin memadati mal tsb

butiran kecil sudah menjadi isak, lutut  Zaskia benar2  lemas, hingga kalau si mbak resepsionis ga menawarkan bangku, tubuh mungilnya sudah terjatuh di lantai

berita kehilangan berkumandang lagi

5 menit kemudian…

“bundaaaaa….”, seorang gadis kecil menghambur ke arah Zaskia

“Subhanallah, Ajmaaaa…Ajmaaa….”,  Zaskia bagai melompat menyambut pelukan gadis kecilnya

mereka berpelukan, sama2 terisak

“bunda, maafin ajma, maaf ya bunda”, tangis Ajma dalam pelukan bundanya

“Alhamdulillah Ajma ga kenapa2. Duh, Ajma, bunda cari ajma kemana2?Ajma td kemana nak?kenapa ga bilang bunda?bunda takut nak, bunda takut ajma dibawa org jahat”

“Ajma pgn liat boneka, bunda, trus didorong2 org2, ajma kebawa org, Ajma takut bunda, untung ada om Afi”, jelas Ajma di sela2 tangisnya

“om Afi?”, sentak Zaskia, baru sadar, ada seorang laki2 di belakang Ajma, memperhatikan pertemuan mereka

seorang laki2 muda, ganteng, berdiri mematung seperti sibuk dengan pikirannya

“oh, maaf, anda siapa?”, Zaskia berdiri, mengulurkan tangannya

“oh, ini bundanya Ajma?saya Kahfi”, Jawab laki2 itu pelan

“oh, saya Zaskia, terimakasih sudah mengantarkan Ajma saya, terimakasih”, kata Zaskia sungguh2

“Ah, ga kenapa2 koq, td saya kebetulan lewat, Ajma hampir jatuh didorong banyak org, saya sudah duga, pasti Ajma lepas dari orgtuanya,” jelas Kahfi sambil matanya tak lepas dari wajah lembut Zaskia, “Subhanallah, wanita ini, wanita dalam mimpiku, sudah berkeluargakah dia?Ah, Robb, bagaimana ini”, Beribu pertanyaan berkecamuk di bathin Kahfi

“bunda”, panggil Ajma sambil menarik ujung blouse Zaskia

“Ya nak, sudah bilang terimakasih sama om Kahfi?”

“Sudah bunda, tadi Ajma diajak om Afi minum susu coklat, baru diantar kesini, jd Ajma ga kaget lagi”

“Oh, baik sekali Om Kahfi, termakasih banyak mas”, senyum Zaskia penuh terimakasih

“bunda, yuuk ajak Om Kahfi minum es coklat lagi, bunda hrs minum juga khan?biar bunda ga kaget lagi kayak Ajma”, desak Ajma

“oh, aduh Ajma, Om Kahfi khan ada urusan, masa direpotin terus sama kita?”, duh malu2in deh Ajma, Bathin Zaskia

“hmm, gapapa koq, saya ga harus kemana2, tapi kalau bunda Ajma keberatan, ya saya pamit saja”, sahut Kahfi pelan, Robbiy, izinkan ku kenal dia, sedikit saja, pinta Kahfi dalam hati

“ga koq om, gapapa, Bunda emang suka gt, malu2 hehehhehe”, Jawab Ajma sambil menggandeng tangan Kahfi menuju sebuah kedai kopi di sebelah mereka

“Ajmaa”, sambil geleng2, Zaskia ga punya pilihan lain selain mengekori mrk

“Ah, sebentar Ajma, kita say Thanks dulu sama mbak resepsionis dan pak Abdi, mereka yang tolong bunda tadi.” Pak Abdi dan Rina, si resepsionis, tampak sama leganya dgn Zaskia

tak lama, mereka bertiga duduk di kedai kopi itu, sambil sesekali menyerusup minumannya. Ajma terus berceloteh, cerita ini itu, dan makin semangat karena Kahfi menanggapinya sungguh2.

Zaskia banyak terdiam, takjub melihat keakraban Ajma dengan laki2 yang baru dikenalnya itu, siapa td namanya, kahfi?sepertinya wajahnya familier, bathin Zaskia, seperti pernah ketemu. Tanpa sadar, Zaskia memandangi Kahfi dgn kening berkerut.

sadar dipandangi, Kahfi memalingkan wajahnya ke arah Zaskia. “hmmm, bukan begitu mba Zaskia?”

“Oh, ehmm, Zaskia saja mas, kayaknya umur kita hampir sama ya? hmm, tadi tanya apa ya?maaf saya melamun, masih agak shock,” memerah pipi Zaskia, sadar barusan kurang sopan memandangi laki2 yg baru dikenalnya spt itu.

“ah, ini, Ajma baru cerita, namanya diambil dari Al Quran, boleh saya tebak?Apa dari surat An Najm yg berarti bintang?”

“oh, iya, nama panjang Ajma, Najma Idza Hawa, saya mengambil dari ayat pertama surat An-Najm, Wannajmi idzaa hawaa, yg Insya ALLAH artinya, bintang yang bersinar karena kerinduannya pada ALLAH, tarjamah ini saya dapat dari seorang habieb, indah sekali”

“ya indah sekali, Subhanallah, pandai sekali bundanya”.

“Ah, jgn memuji, mas, khan ayatnya dari ALLAH, saya cuma mengutip”, senyum Zaskia merendah

“hehe, itu benar, tapi ga banyak yg menamakan anaknya dengan ayat ALLAH, yah sepanjang yg saya tau, justru byk yg mengambil dari nama bintang felem, malah jd ga cocok sama muka anaknya hahahhaa”

“hehehehe…iya juga, Alhamdulillah.”

“Om Afi”, suara Ajma mendesak minta perhatian, “om ikut Ajma ke rumah Opa Bule yaaa??”

“Astagfirullah, Ajma, bunda hampir lupa. kita jadi ga ya kesana, aduh, bunda telfon dulu ya, sebaiknya kita pulang aja nak, bunda rasanya ga nyaman, udah ngalamin kejadian ga enak tadi”

“hmm, tapi Ajma mau ketemu Opa Bule, bunda”

“sebentar, nak, bunda telfon dulu”, Zaskia meraih telfon genggam dari tasnya, dan memalingkan wajah menjauh dari mereka

“hmmm, Ajma, Opa Bule itu, kakek Ajma?”, tanya Kahfi hati2

“oooh, bukan om, Opa dan Oma Bule itu bosnya bunda, tapi baiiikk sekali sama Ajma, suka beliin ajma boneka dan permen. suka cerita sama Ajma soal anak2 di amerika, sama sama ajma”

“sama gimana?”

“ga punya Ayah.”

“maksudnya?”, bergetar suara Kahfi

“oups, salah, ssttt, jgn bilang2 bunda ya, nanti bunda marah, om tau ga, sebenernya Ajma ga boleh bilang gitu, ayah Ajma ada, tapi tinggalnya jauh, ga sama2 Ajma”, bisik gadis mungil itu

“oohh, ayah sama bunda Ajma sudah pisah?”

“iya, gt kt bunda, tp Ajma udah lama ga ketemu ayah, katanya ayah di luar negri, jauh”

“ooohhh, Ajma ga sedih?”, kata Kahfi hati2, sesekali melirik sang bunda yang masih serius dengan telfonnya, harus diakuinya, ia merasa lega luar biasa

“kadang Ajma sedih om, tp Ajma takut klo Ajma sedih bikin bunda sedih, jd Ajma ketawa2 aja”, sahut Ajma dengan suara polosnya

Duh, rasanya Kahfi ingin memeluk gadis kecil itu. Aneh, ga biasanya Kahfi langsung merasa dekat dgn anak2, mungkin karena ia tidak terbiasa dikelilingi anak2. namun, bersama Ajma, Kahfi merasa sangat2 nyaman, ia gadis kecil yang sangat pintar, dan sangat percaya padanya. Belum pernah ada yg sebesar itu percaya padanya, baru kenal pula. semuanya aneh. Ah, apa anehnya klo ALLAH sudah berkehendak, bisik hati kecil Kahfi

Zaskia menutup ponselnya dan memandang gadis kecilnya, “Ajma, Oma sama Opa Bule yg mau ke rumah kita, jd kt pulang aja yuk, ayo habiskan susu coklatnya, dan pamit Om Kahfi”

“Terimakasih banyak, mas. kayaknya ga cukup2 saya blg terimakasih. maaf  kami hrs pulang,” tutur Zaskia lembut

“Oh, sama sekali ga perlu Zaskia, terimakasih justru dari saya, beruntung sekali bs kenal Ajma dan Bundanya. Terimakasih”, Wajah Kahfi mendadak panik, cuma sampai disini?

“Oom Afi, jgn lupain Ajma ya, Ajma suka ketemu Om. telfon Ajma ya”, celoteh Ajma sambil menarik ujung kaos Kahfi

Ah, kesempatan, Bathin Kahfi. “Oh, Zaskia, boleh minta no telfon?sekedar silaturahim?boleh”, pinta Kahfi sambil menggapai tangan Ajma yg melompat-lompat disampingnya

“Ajma ga bakal om lupain, kt tetep berteman ya?inget loh, jgn jauh2 dari bunda lagi..janji?”

“Janjiii ommm”, sahut Ajma kenes

Ada raut ragu di wajah Zaskia. namun, “oh, boleh mas, ini nomer saya 08XXXXXXXXXX, yuk Ajma, Assalamu’alaikum”

“Waalaikumussalam”

dan Zaskia berlalu….

tapi tidak dari hati laki-laki muda itu. Laki2 muda yang tak henti berbisik pelan, “Subhanallah…Subhanallah..” memuji Sang Pemilik Skenario hidup…memuji cinta yang dititipkan olehNYA….

ah, benarkah ini cinta?

mampukah Kahfi menaklukkan hati Zaskia dan mendapatkan cintanya?

cu on the next chapter, sahabat, love u as always ^__^

4 Komentar (+add yours?)

  1. Laki-laki Biasa
    Agu 20, 2010 @ 13:20:43

    Well done Bunda!
    Keep writing yah.. semoga sukses dengan novelnya,amiin yaa ALLAH..

    Balas

    • anintadiary
      Agu 21, 2010 @ 11:21:32

      makasiy a….serius gt, bagus?blom pede ah, blom berbentuk novel…msh mirip cerbung yg di majalah2 hehehhehe….*teteup narsis*

      thx ya a ^__^

      Balas

  2. Ita
    Agu 24, 2010 @ 07:42:09

    Subhanallah …
    Indah sangat alur ceritanya ,
    Salam knal yah ukh , seneng dpat blog dgn tulisan yg keren…

    Btw , Nich di ambil dari kisah pribadi yah ?

    Hmm… Suka .

    S’moga sukses yah , Fiddun’ya Wal’Akhirat ..

    * Smile ….

    Balas

    • anintadiary
      Agu 28, 2010 @ 10:30:35

      salam kenal ita ^__^
      glad u like it…
      ga juga siy,banyak modifikasinya hehehe….fiksi koq intinya ;D

      aamiin Insya ALLAH…makasiy doanya

      *smile too* ^__^

      Balas

Tinggalkan komentar